- Pesawat bersayap tetap (seperti pesawat terbang pada umumnya)
- Pesawat bersayap putar (helikopter)
- Pesawat hybrid (campuran dari cara kerja pesawat bersayap tetap dengan pesawat bersayap putar)
Helikopter dapat terbang dikarenakan gaya angkat yang dihasilkan dari perputaran baling-baling pada rotornya (mesin pemutar baling2 yang terdapat diatas helikopter). Baling2 tersebut mengalirkan aliran udara dari atas ke bawah. Aliran udara tersebut sangat deras sehingga mampu mengangkat helikopter yang berbobot belasan ton.
Jika pada pesawat terbang gaya angkat
dihasilkan dari aliran udara yang melewati sayapnya, maka pada
helikopter, fungsi sayap tersebut diganti dengan baling-baling yang
berputar. Untuk mendapatkan gaya angkat, baling-baling rotor harus
diarahkan pada posisi tertentu sehingga dapat membentuk sudut datang
yang besar.
Penampang baling2 lebih lebar di bagian
atasnya, dengan bentuk seperti itu, udara yang melewati bagian atas
baling2 akan lebih cepat daripada di bagian bawah, tetapi tekanannya
kecil, dan sebaliknya, udara yang mengalir di bagian bawah baling2
memiliki kecepatan yang lebih kecil, tetapi tekanannya lebih besar,
aliran udara yang terjadi pada tiap baling2 menyebabkan terjadinya gaya
angkat kecil, tetapi dengan perputaran baling2 yang sangat cepat akan
membentuk suatu permukaan yang rata dan udara yang menekannya ke atas
menimbukan tekanan besar yang akhirnya menghasilkan gaya angkat yang
besar pula.
Daya angkat (lift) yang ditimbulkannya tergantung pada sudut serang (angel of attack) dan kecepatan baling-baling saat berputar.
Anti Torque
Perputaran yang terjadi pada baling2
akan menimbulkan tenaga putar (torque) pada badan helikopter, harus ada
“penahan” agar badan helikopter tidak ikut berputar. Oleh karena itu
haru ada Anti Torque yang berguna untuk menghilangkan
atau menangkal efek putaran tersebut, gaya putarnya harus berlawanan
dengan arah gaya putar baling2 pada rotor utama. Jika gaya putar baling2
utama menghasilkan gaya putar ke kanan, maka Anti Torque harus
menghasilkan gaya ke kiri, begitu juga sebaliknya.
1. Tail Rotor
Anti Torque yang umum digunakan adalah
dengan Tail Rotor, memberikan baling2 pada ekor helikopter. Contoh
penerapan Tail Rotor ini dapat dilihat pada helikopter model : Bell 412 , AS 335 Super Puma .
2. Sistem Tandem
Selain penggunaan baling2 pada ekor, ada
juga yang menggunakan Sistem Tandem, dua buah rotor berukuran sama
besar ditempatkan di bagian atas depan dan di bagian atas belakang badan
helikopter. Keduanya simetris namun memiliki putaran yang berlawanan
arah. Maksudnya untuk saling meniadakan efek putaran yang ditimbulkan
satu sama lain, Intermesh kalau dalam bahasa kerennya . Helikopter yang menggunakan sistem ini diantaranya : Boeing CH 47 Chinook , CH 46 Sea Knight .
3. Egg Beater
Model Anti Torque yang lain adalah Egg
Beater ini, dua buah baling2 yang sama besarnya diletakkan dalam satu
poros, terpisah satu sama lain, yang satu diletakkan di atas rotor
lainnya. Keduanya berputar berlawanan arah. Contoh penerapannnya ada
pada helikopter model : Ka-25 Kamov , Kaman HH-43 Huskie .
4. NOTAR (No Tail Rotor)
Selain ketiga cara diatas, ada juga
teknik Anti Torque yang tanpa menggunakan baling2, metode ini dikenal
dengan nama NOTAR (No Tail Rotor). Metode ini memanfaatkan semburan gas
panas dari mesin utama yang disalurkan melalui tabung ekor, arah
semburan gas berlawanan dengan arah putaran baling2. Contoh
penggunaannya terdapat pada model : MD-902 Explorer .
Rotor Aktif (Tilt Rotor) dan Sayap Aktif (Tilt Wing) = Pesawat Hybrid
Aku awalnya bingung mau nulis yang satu
ini, mau disebut sebagai pesawat terbang? atau helikopter? ternyata cara
menyebutnya yang benar adalah Pesawat Hybrid. Ini dikarenakan dia
menggunakan baling2 seperti helikopter, dan juga mempunyai sayap
seperti pesawat pada umumnya.
Prinsip kerjanya secara teknis, apabila
bila rotor utama diarahkan ke atas maka gerakan vertikal yang dilakukan
helikoter dapat dilakukan, sedangkan saat rotor diarahkan ke depan atau
ke belakang (sebagai pendorong) maka karakter terbang seperti pesawat
tetap dapat diperoleh. Gerakan rotor seperti ini tidak perlu melibatkan
sayap.
Contoh pesawat hybrid ini adalah : V-22 OspreyBagian-bagian Helikopter
1. Main Rotor (Rotor Blade)
Rotor Blade adalah baling2 penggerak
utama dan poros kendali dari sebuah helikopter yang terletak di bagian
atas, rotor blade mempunyai bentuk aerofoil yang sudutnya bisa
diubah-ubah dan berfungsi untuk menimbulkan gaya angkat dan gaya dorong
pada helikopter. Rotor blade melekat pada main rotor dengan bantuah rotor hub.
Swash Plate mempunyai
dua bagian utama utama yaitu satu pelat yang tetap (fixed) yaitu yang
berwarna biru dan pelat yang berputar yang ber warna merah. Swash plate
ini yang berfungsi untuk mengatur pergerakan pesawat dengan cara
mengatur sudut serang udara pada rotor blade.
2. Cockpit
Cockpit adalah kabin awak/pilot yang
terletak di bagian paling depan dari sebuah helikopter, dimana terdapat
panel-panel dan instrumen-instrumen yang digunakan untuk
mengendalikan/mengoperasikan helikopter.
3. Landing Skids
Merupakan bagian bawah helikopter yang
berfungsi untuk menyangga kedudukan helikopter ketika berada di
landasan. Beberapa jenis helikopter ada yang menggunakan roda sebagai
Landing Skids-nya.
4. Engine
Engine merupakan komponen utama dari
sebuah helikopter yang berfungsi menggerakkan semua mekanik yang ada dan
tentunya memerlukan bahan bakar untuk menjalankan mesin yang disuplai
dari tangki bahan bakar yang berada di bawah bagian belakang dari badan
utama helikopter. Engine helikopter biasa juga disebut dengan Engine Turboshaft.
5. Tail Rotor
Terletak dibagain belakang helikopter,
rotor ini adalah rotor kecil yang berputar secara vertikal dan berfungsi
untuk mebelokan helikopter sesuai arah yang dinginkan dan juga sebagai
Anti Torque.
6. Sayap Kecil Pada Helikopter (Canard)
Beberapa pesawat yang digunakan untuk
perang dilengkapi dengan sayap kecil yang disebut Canard. Sayap ini
berguna untuk meringankan beban rotor utama dan yang kedua untuk
meningkatkan laju kecepatan dan memperpanjang jangkauan jelajah. Fungsi
lain adalah sebagai gantungan senjata, rudal dan lain-lainnya.
Controlling
1. Collective Control
Gerakan ini berfungsi untuk menaikan dan menurunkan helikopter. Gerakan ini didapat dengan cara menaikan atau menurukan swash plate terhadap poros rotor utama tanpa mengubah sudutnya. Karena perubahan sudut serang (pitch angel) serentak atau kolektif maka gerakan naik heli akan selalu konstan terhadap putaran baling-balingnya.
2. Cyclic Control
Gerakan ini berhubungan dengan gerakan
memutar dan maju. Untuk bergerak maju sudut serang blade di ubah dengan
cara memiringkan swash plate. Karena sudut serang pada masing-masing
blade tidak sama, maka gaya angkat pun berubah. Perbedaan gaya angkat
inilah yang digunakan untuk memajukan, memundurkan, atau memutar
helikopter.
3. Pedal Control
Pedal control ini digunakan untuk
mengontrol sudut serang dari tail rotor yang fungsinya untuk menggerakan
hidung helikopter kekiri atau kekanan dan juga berfungsi untuk melawan
torsi yang ditimbulkan oleh main rotor saat berputar.
Oya, pesawat terbang biasa juga ada yang bisa mendarat secara vertikal seperti helikopter, atau disebut dengan Vertical Take-off Landing (VTOL), contohnya adalah : AV-8 Harrier
0 Comment:
Post a Comment